Wednesday, September 30, 2015

Fenomena Indukan Murai Batu Buang Anak

Fenomena Murai Batu Buang Anak itu proses yang alami
Nyatanya apabila si indukan Murai Batu (MB) membuang telur atau anaknya adalah salah satu wujud sifat alami dari binatang pada umumnya. Ketika ia merasa dirinya atau anaknya terancam, maka ia akan mencoba membunuh anaknya/ membuang telurnya, ketimbang dikuasai oleh pihak asing.
Indukan buang Anak/ Telur kerap dialami para Breeder
Nah, Sekarang tugas kita adalah mencari apa yang membuat indukannya merasa terancam.

Sebagian Breeder menyakini ada beberapa hal yang dapat membuat Indukan membuang telur / anaknya antara lain sebagai berikut:

1. Kehadiran Predator
Hadirnya binatang-binatang penganggu seperti Kucing, Tikus, Ayam dll.

2. Lingkungan Bising
Pada umumnya, MB dapat beradaptasi dengan tingkat kebisingan tertentu, namun kebisingan yang sifatnya impulsif dapat membuat indukan kaget dan merasa terancam hingga akhirnya membuang telur/ anakannya.

3. Karakter Indukan
Beberapa Jantan memiliki kegemaran membuang telur/ anakannya. Beberapa breeder berpendapat itu sudah karakter si Jantan misal si Jantan terlalu agresive / emosional. Sebagai langkah pencegahan ada baiknya mengurungkan jantan pada kandang gantung dalam tangkaran saat sang betina mulai mengeram. Metode unik lain diterapkan oleh Padepokan Balak6 - Digdaya Jakarta untuk mengantisipasi indukan yang berkarakter agresive seperti ini, yakni dengan cara setiap kali ada indukan pendatang baru, maka tangkaran harus pada saat kondisi pasca panen. karena kehadiran MB baru dapat memicu Indukan jantan bersikap aggressive.


4. Indukan Jantan Birahi kembali
Bisa juga akibat birahinya naik kembali.
Saat indukan betina keluar kotak sarang untuk mencari makan atau mandi, indukan jantan masuk ke kotak sarang membuang telur / anakannya hingga jatuh ke dasar kandang dan mematuk-matukinya agar bisa kawin lagi.
Oleh karna itu penting untuk menjaga asupan EF agar disesuaikan dengan kebutuhan dan siklusnya. Contohnya pada saat penjodohan EF jantan terutama, diturunkan agar tidak terlalu agresif saat bertemu betina, setelah berjodoh porsi JK dinaikkan, ditambah UH bila perlu. Saat sang betina mengeram JK dijaga jumlahnya agar tidak berlebih. Dan seterusnya.

5. Telur / Anakannya tidak sehat
Selain beberapa faktor diatas, indukan seringkali kedapatan membuang telur/ anakannya ketika memang menurut insting alamiah mereka, telurnya ternyata infertil, busuk atau anakannya tidak sehat.

6. Indukan kurang Kalsium
Jika ia merasa kebutuhan kalsium kurang dalam tubuhnya maka secara alamiah ia akan mencoba untuk mencari sumber kalsium yang ada disekitarnya walaupun itu adalah telurnya sendiri, untuk periode bertelur selanjutnya. Oleh karna itu pada kasus ini beberapa breeder mensiasati dengan pemberian pecahan cangkang telur ayam yang dihaluskan sebagai tambahan kalsium.

ringadraz.blogspot.com, rev.0 September 30, 2015

No comments:

Post a Comment